Senin, 30 Oktober 2017

Cara Penggunaan Perekat APSA Dan Nutrifarm

APSA-800WSC

perekat pupuk apsa
Merupakan perekat pupuk cair yang ramah lingkungan, dan merekat sangat baik pada tanaman Anda, sehingga sangat efektif dan hemat dalam penggunaannya.


Produk perata dan perekat, memaksimalkanpenyemprotan pestisida sehingga lebih menguntungkan

Direkomendasikan untuk digunakanbersamaan pada saat penyemprotan dengan NUTRIFARM AG

Dosis:
0.2 – 0.4 ml/ liter pemakaian air

Tersedia dalam kemasan 1 liter, bisa di gunakan di lahan seluas sekitar 20Ha


Bahan Aktif:

Alkilaril alkoksilat 775.2 g/LAsam oleat 40.8 g/L


NUTRIFARM AG

Pupuk pelengkap cair, memenuhi kebutuhan tanaman akan nutrisi mikro (mangan, molibdenum, seng, besi, tembaga, kobalt dan boron) yang sangat diperlukan pada saat fase generatif (masa menjelang pembentukan buah). Selain kandungan unsur hara mikro, produk ini dilengkapi juga dengan unsur hara makro (N, P K dan S).

Dosis:

- 5 ml/ liter pemakaian air

Tersedia dalam kemasan 1 liter, bisa di gunakan di lahan seluas 0,75 s/d 1 Ha



KANDUNGAN NUTRIFARM AG


Penyemprotan

Penyemprotan Nutrifarm AG & APSA akan lebih efektif bila di lakukan bersamaan dengan pemupukan yang biasa di lakukan oleh petani atau pada saat penyemprotan pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman, dimana ketiga produk tersebut dapat di campur bersamaan.

Penyemprotan tanaman sebaiknya di lakukan di pagi hari atau sore hari, atau perkiraan 1 jam sebelum hujan turun atau setelah hujan turun.


Tanaman Dengan Masa Panen 30 Hari




Tanaman Dengan Masa Panen 60 Hari


Contoh: Sayuran, Kacang-kacangan, dll yang sejenis

Tanaman Dengan Masa Panen 90 Hari


Contoh: Padi, Jagung, Kentang, dan lain-lain yang sejenis

Tanaman Dengan Masa Panen 365 Hari



Contoh: Tebu, dan lain-lain yang sejenis


Hama & Penyakit Tanaman

Secara umum di kenal 3 macam Pestisida untuk memberantas penyakit dan hama tanaman:

Insektisida

Adalah bahan kimia (racun) yang di gunakan untuk mengendalikan serangan hama pada tanaman. Contoh: hama wereng pada tanaman padi, hama ulat pada tanaman kubis, dll.

Fungisida

Adalah bahan kimia (racun) yang digunakan untuk mengendalikan serangan jamur (penyakit) pada tanaman. Contoh: busuk batang pada tanaman padi, dll

Herbisida

Adalah bahan kimia (racun) yang digunakan untuk mengendalikan tanaman pengganggu (gulma) yang menjadi kompetitor tanaman utama dalam menyerap sari-sari makanan.


Contoh: Bagaimana caranya supaya pupuk yang sudah di berikan itu efektif, tambahkan herby hancock, dan jangan disiangi karena tidak effektif


FAKTA APSA-800 WSC DI LAPANGAN
  • Keunggulan produk surfaktan ditentukan oleh bahan aktif yang terkandung didalamnya. Banyak produk kompetitor APSA- 800 WSC tersedia di pasaran, tetapi bahan aktif yang terkandung di APSA-800 WSC tidak dimiliki oleh produk sejenis yang beredar bebas.


  • APSA -800 WSC tidak bersifat racun karena kedua bahan aktif pembentuknya adalah ORGANIK. Hal ini juga bisa di lihat dari angka LD50(Lethal Dosage). Angka LD50 APSA adalah 5,000 mg per kg berat badan dan ini berarti AMAN. Sementara angka LD50 di bawah 100 termasuk dalam kategori beracun.
  • Pemakaian Nutrifarm AG pada berbagai tanaman lebih efisien bila di bandingkan dengan produk sejenis (Sebagai ilustrasi perbandingan bisa mencapai maksimal 1:3)
  • Dengan demikian jumlah jam kerja petani akan lebih sedikit, hal ini berkaitan dengan ongkos kerja
  • Pemakaian air otomatis akan lebih sedikit, terjadi penghematan di sumber daya lingkungan atau energi listrik yang berkaitan dengan pemakaian mesin pompa air
Untuk informasi lebih lanjut tentang pupuk Organik Nutrifarm AG dan perekat APSA Amway, silahkan Chat kontak dibwah ini :

Kontak

EgikWA : 082119553380 |  

Cara Menanam Lada Perdu Diperkarangan Rumah

cara tanam lada perdu dipekarangan

Penanaman lada perdu diawali dengan penyediaan benih.   Benih lada perdu berasal dari setek cabang primer dan sekunder atau pun cabang primer yang menyertakan sulur panjar (setek bertapak).   Bahan benih tersebut disemai pada media semai dalam polybag yang berisi tanah top soil, pupuk kandang dan pasir (7:3:1)  sampai dengan perkaran tanaman tumbuh baik dan kuat untuk dipindahkan atau kurang lebih selama 3-4 bulan.  Untuk merangsang pertumbuhan akat dapat digunakan zat pengatur tumbuh (ZPT), air gula atau air kelapa.

Penanaman lada di pekarangan rumah dapat dilakuan dengan menanam langsung disekitar pekarangan atau di dalam pot.  Penanaman lada di pekarangan dengan cara membuat lubang tanam berukuran 60 x 40 x40 cm. Untuk meningkatkan kesuburan tanah, di dalam lubang tanam diberikan pupuk kandang sebanyak 10 kg, kapur 0,5 kg, pupuk NPKMg (12:12:17:2) 20 g. Penanaman dilakukan setelah dua minggu pemberian pupuk dasar. Jika ditanam dalam pot, gunakan pot berukuran 40 x 50 cm denga media terdiri atas tanah top soil, pupuk kandang dan pasir (7:3:1).

Untuk optimalisasi pertumbuhan tanaman lada, maka dilakukan pemupukan secara teratur. Pupuk yang digunakan meliputi pupuk kandang sebanyak 5 kg yang diberikan setiap tahun, sedangkan pupuk anorganik berupa NPKMg dengan dosis pada tahun pertama 50 g, tahun kedua 100 g dan tahun ketiga 200 g, frekuensi pemberian 4 kali setahun.
Percabangan lada perdu yang rimbun menyebabkan tanaman sangat rentan dengan serangan penyakit, terutama jamur (P. Capsici) karena kelembaban udara disekitar pangkat tanaman cukup tinggi.   Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat penyangga dari kayu menyerupai para-para.

Untuk mengendalikan serangan hama penyakit menggunakan biopestisida atau agensi hayati. Penyakit utama lada terdiri atas penyakit busuk pangkal batang (BPB) penyakit kuning, penyakit keriting, dan beberapa hama yang menyerang bunga dan buah lada.  Pengendalian hama penyakit utama dilakukan secara kultur teknik dan pestisida atau agensi hayati.  Agensi hayati yang digunakan seperti bakteri Pasteuria penetrans untuk pengendalian penyakit kuning, jamur Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang, jamur Beuveria bassiana mengendalikan hama walang sangit.  Jenis pestisida nabati untuk mengendalikan hama tanaman lada antara lain ekstrak biji bengkuang, tepung cengkeh atau ekstrak akar tuba.
Panen dapat dilakukan 12 bulan setelah penanaman, namun ada baiknya pada saat umur tersebut bunga dan buah yang terbentuk dibuang agar pertumbuhan tanaman lebih baik. Jumlah produksi tanaman pada umur 2 tahun dan 3 tahun masing-masing sebanyak 200 g/tanaman dan 500 g/tanaman lada kering.

Gunakan pupuk cair pelengkap Nutrifarm AG dan perekat pupuk APSA-800WSC Amway, agar tanaman lada Anda lebih subur dan terhindar dari hama.

Petunjuk penyemprotan Nutrifarm AG dan APSA-800WSC pada tanaman perkarangan dan Taman.

Cara Pemakaian pupuk Nutrifarm AG dan perekat APSA

1. Gunakan semprotan kecil yang berkapasitas 1 liter.
2. Larutkan 5ml Nutrifarm AG (1 sendok makan)
3. Tambahkan 5 tetes APSA (gunakan pipet)
4. Semprotkan pada daun tanaman
5. Penyemprotan cukup 2 minggu sekali.

Minggu, 24 September 2017

Testimoni Nutrifarm dan APSA



Testimoni Nutrifarm Dan APSA

Testimoni ini saya dapat dari pak Mulyadi, beliau adalah salah satu petani modern dari kota Tegal. Keseharian beliau selain bertani adalah seorang pebisnis dari kota Tegal yang sukses. Karena kecintaannya kepada pertanian dan perkebunan, beliau mengisi waktu senggangnya dengan bertani dan bercocok tanam. Jenis tanaman yang beliau tanam antara lain : Jagung manis, terong ungu, dan berbagai jenis palawija yang lainnya.

Gangguan yang umumnya pak Mulyadi alami tidak bedanya dengan petani lainnya, yaitu masalah hama dan keseburan tanaman, yang pada akhirnya yaitu sering nya hasil panen yang tidak maksimal. Yang mana pada akhirnya beliau mencoba berbagai macam cara agar gangguan hama bisa teratasi, tapi hasil nya masih kurang memuaskan.

Tahun lalu beliau secara sengaja mencari diinternet mengenai pupuk dan perekat yang bagus buat mengatasi masalah yang beliau alami. Dan beliau mendapatkan informasi tentang pupuk cair Nutrifarm AG dan perekat pupuk APSA-800WSC

Tapi tidak cukup disitu, beliau ada kendala untuk mendapatkan dan membelinya. Karena pupuk cair Nutrifarm AG dan perekat APSA tidak dijual bebas seperti pupuk dan perekat lainnya.

Alhamdulillah, pak Mulyadi tanpa sengaja mendapatkan alamat dan kontak saya melalui blog saya. Dan beliau pun menghubungi saya secara pribadi melaui telpon dan Chat WA. Singkatnya pak Mulyadi pun bergabung jadi member dan karena di Tegal tidak ada cabang dari Amway, beliaupun saya bantu belanja pupuk cair Nutrifarm AG dan APSA melalui saya.

Gambar dibawah ini adalah perkebunan terong ungu dan hasil panen setelah menggunakan pupuk Nutrifarm AG dan perekat APSA-800WS Amway.









Catatan :
Poto dibawah ini watermark nya adalah dari blog saya dan istri saya, jadi bukan copas dari blog orang lain.

Terima Kasih Sudah Menghubungi Kontak saya.

Atau Via Wa : 0823 1611 5111

Rabu, 09 November 2016

Cara Penaman Kelapa Sawit

Kebun sawit / Foto: skgroup.co.id
Cara penanaman kelapa sawit bisa dikatakan gampang-gampang susah, apalagi bagi petani sawit pemula. Sedangkan petani yang telah memiliki jam terbang yang panjang tentu mereka lebih tahu tentang cara penanaman kelapa sawit yang benar. Namun untuk mendapatkan hasil yang bagus, anda tidak perlu trial and error. Berikut ini kami sampaikan proses penanaman Kelapa Sawit yang menurut kami sudah cukup sistematis.

Persiapan lahan
Pada umumnya kelapa sawit sering ditanam pada lahan bekas hutan yang baru akan dibuka untuk pertanian, ada juga lahan bekas perkebunan karet atau lainnya, ataupun bekas tanaman kelapa sawit yang sudah tua dan akan dilakukan peremajaan kembali. Lebih baik Anda kenali dulu calon lahan yang akan anda tanami kelapa sawit.

Untuk persiapan lahan perlu dilaksanakan proses pembukaan lahan yang secara mekanis, pada bekas hutan atau bekas tanaman lain seperti karet dan sebagainya terdiri dari beberapa pekerjaan, yakni:

  • menumbang, yaitu memotong pohon besar dan kecil dengan mengusahakan agar tanahnya terlepas dari tanah; 
  • merumpuk, yaitu mengumpulkan dan menumpuk hasil tebangan untuk memudahkan pembakaran.
  • merencek dan membakar, yaitu memotong dahan dan ranting kayu yang telah ditumpuk agar dapat disusun sepadat mungkin, setelah kering lalu dibakar. 
  • pengolahan tanah secara mekanis.

Sedangkan pada pada tanah bukaan ulangan terdiri dari pekerjaan, yakni:

  • pengolahan tanah secara mekanis dengan menggunakan traktor.
  • meracun batang pokok kelapa sawit dengan cara membuat lubang sedalam 20 cm pada ketinggian 1 meter pada pokok tua. Lubang diisi dengan Natrium arsenit 20 cc per pokok, kemudian ditutup dengan bekas potongan lubang; 
  • membongkar, memotong dan membakar. Dua minggu setelah peracunan, batang pokok kelapa sawit dibongkar sampai akarnya dan telah kering lalu dibakar; 
  • pada bukaan ulangan pembersihan bekas-bekas batang harus diperhatikan dengan serius karena sisa batang, akar dan pelepah daun dapat menjadi tempat berkembangnya hama (misalnya kumbang Oryctes) atau penyakit ( misalnya cendawan Ganoderma).

Pemancangan

Maksud pemancangan adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. System jarak yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9 m x 9 m x 9 m yang nantinya populasi tanaman sekitar 122 pohon.

Ada juga petani yang menggunakan teknik mata lima atau anda langung mengukur jarak tanam 8m x 9m atau bahkan 8m x 8m. Berapanpun ukuran jarak yang akan akan jadikan patokan dalam penanam seharusnya tidak terlalu rapat karena akan mempengaruhi produksifitas pohon tersebut. Jadi jangan memaksakan untuk menanam populasi pohon sawit terlalu banyak dengan mempersempit jarak tanam, hal ini yang akan berakibat fatal.

Pembuatan lubang tanaman
Lubang tanaman dibuat kurang lebih 1 Minggu sebelum tanam. Ukuran lubang, panjang x lebar x dalam adalah 50 cm x 40 cm x 40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah atas dan bawah dipisahkan, masing-masing di sebelah Utara dan Selatan lubang.

Persiapan Bibit

  • Umur bibit adalah 9 – 12 bulan di pembibitan utama.
  • 1 – 2 minggu sebelum tanaman bibit diputar terlebih dahulu untuk melepaskan akar yang sudah masuk ke tanah. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
  • Lakukan seleksi tahap akhir sesuai dengan pedoman/standar. Kebutuhan norma 100 bbt/HK
  • Kumpulkan bibit sehat dan normal tiap 100 – 200 bibit. 
  • Untuk bibit tua daunnya dipangkas dengan ketinggian 1 – 1,5 m dari pangkal pelepah, bentuk kerucut dengan kemiringan 30 – 45ยบ
Menanam
Cara menanam bibit yang ada pada polybag, yaitu:

  • Siapkan bibit yang siap tanam pada masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.
  • Siramlah bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
  • Sebelum penanaman dilakukan pupuklah dasar lubang dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gram per lubang.
  • Buatlah keratin vertical pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian masukkan ke dalam lubang.
  • Timbunlah bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.
  • Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
  • Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.
  • Saat menanam yang tepat adalah pada awal musim hujan.


Yang harus diperhatikan saat penanaman kelapa sawit

  • Bibit jangan ditanam terlalu dalam.
  • Bibit tidak boleh ditanam terlalu tinggi.
  • Bibit harus ditanam tegak.
  • Tanah pada large bag (bola tanah) jangan dipecah dan dibuang.
  • Large bag harus dibuka sebelum tanam. 

Cara Pemupukan Dan Perawatan Kelapa Sawit

Kelapa Sawit

Bagaimana cara pemupukan dan perawatan kelapa sawit? Karena kelapa sawit walaupun tergolong dalam jenis tanaman keras tetap saja memerlukan pemupukan.

Saya akan membagikan cara sederhana bagaimana cara pemupukan dan perawatanya. Yang saya maksud perawatan di sini adalah membersihkan piringan pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Piringan adalah bulatan di sekeliling tanaman sawit yang tidak boleh ditumbuhi rumput.

Pemupukan kelapa sawit tidak bisa dilakukan dengan sembarangan atau terus-menerus setiap hari diberi pupuk. Waktu pemberian pupuk biasanya dilakukan ketika curah hujannya kecil dan tidak boleh ketika sedang musim hujan. Pupuk yang baik, perlu diperhatikan apakah jenis pupuk tersebut dapat memperbaiki ke-asaman tanah dan merangsang per-akaran.

Pemberian pupuk pada kelapa sawit sebaiknya dilakukan 2 sampai 3 kali dalam setahun tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur atau kondisi tanaman. Khusus untuk pemupukan pada lahan berpasir atau gambut dianjurkan untuk dilakukan pemupukan lebih banyak.

Cara dan Dosis 

  • Pemberian pupuk bisa dilakukan dengan menggunakan cara tebar atau sistem benam.
  • Apabila menggunakan cara tebar, sebaiknya pupuk ditebarkan di pinggir piringan antara jarak 0,5 meter pada tanaman muda, sedangkan untuk tanaman yang tua atau dewasa pada jarak 1 – 2,4 meter.
  • Pada cara benam (pocket), pupuk diberikan pada 4 sampai dengan 6 lubang pada piringan di sekeliling pohon. Tutup lagi lubang tersebut supaya pupuk bisa meresap dengan baik. Sistem benam cenderung digunakan pada areal yang relatif rendah. Sedangkan pada areal gambut atau pasir akan mudah mengalami erosi.
  • Pemupukan biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni saat awal musim dan akhir musim penghujan.
  • Apabila pemupukan menggunakan NPK 15-15-15, dosis perpohonnya sebanyak 4 kg ditambah DSP 1 kg perpohon.
  • Penggunaan kompos untuk tandan sawit, sedangkan bahan organik berguna untuk lahan yang kurang kandungan organiknya.

Cara Sederhana Pemupukan Kelapa Sawit

  • Bersihkan terlebih dahulu “piringan” dari rumput dan alang-alang. Sebab, hal ini bermanfaat bagi pohon kelapa sawit dan tandan buah sawit. Khusus untuk areal datar, pupuk ditabur merata 0,5 m dari pohon sampai pinggiran melingkar.
  • Tempat penyebaran pupuk adalah tempat pupuk ditaburkan.
  • Jika terdapat jenis pupuk yang tidak boleh dicampur. Sebaiknya tempat penaburannya dipisahkan dan diberi jarak sekira 12 hari antara satu pupuk dengan pupuk yang lainnya.
  • Pupuk dianjurkan untuk disebarkan pada pohon kelapa sawit yang akar-akar rambut paling banyak. Letaknya kira-kira dekat mahkota daun bagian yang terluar.
  • Pemupukan yang akan disebarkan haruslah benar-benar berbentuk remah, bukan gumpalan-gumpalan seperti yang terdapat pada pupuk Urea dan lain sebagainya.
  • Gunakanlah selalu alat takaran supaya dosis pemupukan bisa tepat dalam penggunaannya.

Kamis, 03 November 2016

Cara Budidaya Lada Bangka

 

Budidaya Lada Bangka

Sebelum memulai budidaya lada Bangka, ada baiknya terlebih dahulu kita harus mengenali karakteristik tanaman yang satu ini dengan baik, agar dapat melakukan penanaman dan perawatan yang sesuai, sehingga hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Berikut beberapa cara atau teknik budidaya tanaman lada yang bisa dicoba.

Kondisi Alam

Lada bisa tumbuh dengan baik, kalau memenuhi syarat dibawah ini :
1. Iklim
  • Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
  • Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
  • Suhu udara 200C – 34 0C.
  • Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% – 80% RH.
  • Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2. Media Tanam
  • Subur dan kaya bahan organik
  • Tidak tergenang atau terlalu kering
  • pH tanah 5,5-7,0
  • Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
  • Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
  • Kemiringan lahan maksimal ± 300.
  • Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.

Cara Budidaya

1. Pembibitan
  • Terjamin kemurnian jenis bibitnya
  • Berasal dari pohon induk yang sehat
  • Bebas dari hama dan penyakit
  • Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)

2. Pengolahan Media Tanam
  • Pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
  • Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu. 
Dosis kapur pertanian :
  • Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
  • Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
  • Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
  • Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
3. Teknik Penanaman
  • Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
  • Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
  • Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
  • Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.

Cara penanaman :
  • menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
  • Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram
  • Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar : NPK 20 gram/tanaman. Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman. 
Pemeliharaan Tanaman Lada
  1. Pengikatan Sulur Panjat Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
  2. Penyiangan dan Pembumbunan Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
  3. Pemangkasan dilakukan pada: Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit. Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif. Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
  4. Pemupukan Susulan Penyemprotan 
  5. Pengairan dan Penyiraman Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. 
  6. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
  7. Pemberian Mulsa Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
  8. Pemasangan tian panjat, sebaiknya gunakan tiang panjat mati dari bahan kayu. 
Hama dan penyakit lada

1. Hama
  • Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis) Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan Anti hama.
  • Hama bunga Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan anti serangga, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
  • Hama buah Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah.
2. Penyakit
  • Penyakit busuk pangkal batang (BPP) Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. 
  • Penyakit kuning Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata APSA-800 WSC.

PANEN
  1. Ciri dan Umur Panen, panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
  2. Cara panen pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
  3. Periode Panen Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.


Cara Budidaya Lada Perdu

 

Lada Perdu

Selama ini kita hanya mengenal pembudidayaan tanaman lada dilakukan dengan bahan tanaman yang berasal dari sulur panjat dimana penanamannya harus menggunakan tiang panjat.  Kelemahan menggunakan bibit yang berasal dari sulur panjat ini adalah mulai sulitnya memperoleh tiang panjat mati yang tahan lama di samping harga nya yang mulai mahal .  Kalau kita menggunakan tiang panjat hidup menyebabkan adanya persaingan cahaya, hara air dan CO2.

Lada perdu diharapkan dapat menekan biaya produksi karena tanaman lada perdu ini memiliki beberapa keunggulan yaitu :
  • tidak memerlukan tiang panjat
  • berproduksi lebih awal
  • pemeliharaan dan panen lebih mudah
  • bisa tumpang sari dengan tanaman tahunan lainnya.
KEUNGGULAN BUDIDAYA LADA PERDU

Selama ini pembudidayaan lada di Indonesia dikembangkan dari tanaman yang berasal dari sulur panjat sehingga penanamannya harus menggunakan tiang panjat. Pada dekade terakhir ini ketersediaan tiang panjat mati yang tahan lama cenderung semakin sulit dan mahal. Sedangkan tiang panjat hidup dapat digunakan akan tetapi produktivitasnya rendah akibat kompetisi hara dan rendahnya intensitas radiasi surya karena tingkat naungan yang tinggi dari pohon penegak hidup (Wahid, 1984). Oleh karena itu efisiensi usaha tani lada Indonesia perlu ditingkatkan agar memiliki daya saing yang tinggi dan lebih meningkatkan pendapatan Petani.

Lada perdu yang diperbanyak dari cabang primer, sekunder dan bertapak dari tanaman lada (Syakir, et al., 1994) dapat memecahkan masalah ini karena lada perdu membutuhkan biaya produksi lebih rendah sebab tidak memerlukan pohon penegak, pemeliharaan dan panen yang lebih mudah (Syakir dan Zaubin, 1994). Keuntungan lain adalah populasi per satuan luas lebih banyak, berproduksi lebih awal dan dapat ditanam secara multiple cropping (tumpang sari) dan intercropping (tanaman sela) di antar tanaman kelapa atau tanaman tahunan lainnya.

PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN LADA PERDU

Jenis Lahan

Lada perdu diperoleh dari perbanyakan vegetatif dengan setek cabang buah yang memiliki sistem “Sympodial” dan tumbuh mendatar berbentuk perdu.

Setek cabang buah dapat disiapkan dalam 2 bentuk, yaitu :
  • Setek bertapak, yaitu setek cabang yang menyertakan sulur panjat. Setek cabang yaitu setek cabang buah primer dan sekunder.  Cabang primer adalah cabang yang keluar dari sulur panjat, sedang cabang buah, pertumbuhan akar dan tunas lebih sulit dan lama sehingga waktu di pembibitan lebih lama.
Sebaiknya dua minggu sebelum pengambilan setek cabang buah, pohon induknya dipupuk 750 NPK Mg dengan perbandingan : 12 – 12 – 17 – 2  dan pengambilan setek jam 11. 00 – 12.00 WIB merupakan waktu yang paling baik terhadap pertumbuhan akar dan tunas bahan tanaman (Syakir, et.al., 1994)

Bagian cabang buah yang digunakan sebagai bahan setek sebaiknya umurnya tidak terlalu tua karena makin tua umur bahan setek makin berkurang daya perakarannya, sebaliknya apabila bahan setek yang sangat muda dan lemah maka proses transpirasi akan berlangsung cepat sehingga setek akan menjadi lemah, layu dan akhirnya mati.

Lada perdu dapat diperbanyak dengan 2 cara berdasarkan sumber bahan tanaman, yaitu sebagai berikut :

Setek Cabang Bertapak
Cara setek cabang bertapak yaitu pembuatan setek dengan menggunakan setek cabang primer dengan 3 – 4 daun dan menyertakan satu buku sulur panjat.  Tunas tidur dan daun penumpu yang ada pada buku sulur panjat harus dipotong dan dibuang agar tidak terbentuk lagi sulur panjat.
Perbanyakan dengan setek bertapak lebih mudah berhasil karena setek menyertakan satu sulur panjat pada pangkal setek.  Karena akar primordia sudah pada sulur panjat sebagai tapak, maka persentase hidup dari setek bertapak selalu tinggi.

Setek Cabang Buah
Setek cabang diperbanyak dari setek cabang sekunder yang dibuat dari cabang primer, sekunder dan tertier relatif sulit berakar dibanding setek cabang bertapak.  Hal ini disebabkan karena bagian buku dan ruas setek cabang primer, sekunder dan tertier tidak mempunyai primordia akar.  Setek cabang buah merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan tanaman.

PERLAKUAN PENDAHULUAN
Untuk memacu pertumbuhan dan memperkecil tingkat kematian setek lada perdu di pendederan perlu perlakuan pendahuluan yang tepat, pemilihan bahan anaman, perlakuan fisik dan penggunaan zat pengatur tumbuh.

Setek cabang buah sebaiknya memiliki 2 – 4 daun, bagian basal (± 5 cm ) diberi 3 – 4 kerataa melingkar dari bagian pangkal setek dipotong tepat di atas buku atau bagian interkalan
Selanjutnya bagian pangkal setek terutama bagian yang dikerat, dicelup selama 30 – 60 detik dalam 2 % H2SO4 lalu setek direndam dengan larutan IBA 2 % + sukrosa selama 4 jam.  Karena IBA dan zat pengatur tumbuh buatan menggunakan senyawa lain yang lebih murah dan penggunaannya mudah
Perendaman setek ke dalam larutan air kelapa dengan konsentrasi 25 % selama 1 jam ternyata dapat meningkatkan petumbuhan akar dan tunas setek cabang buah (Syakir, et al., 1993)

Pendederan

Sebaiknya dilakukan di bak /bedengan dengan ukuran 1 – 1.20 cm yang susunan medianya berturut-turut dari lapisan atas mulai dari pasir halus 0 – 20 ccm, ijuk ± 5 cm dan koral ± 5 cm agar tercipta draenase dan erosi yang baik.  Media perlu diberi perlakuan nematisida seperti Vapam, Basamid atau Shell DD.

Agar tercipta kondisi iklim mikro yang optimal yaitu kelembaban relatif udara > 80 % dan suhu udara ±28 °C perlu pembuatan rumah atap dari bahan daun rumbia atau paranet di atas bedengan. Selain itu perlu penggunaan sungkup dari kain blacu atau plastik bening.

Pendederan setek cabang buah bertapak dilakukan dengan menanam setek pada media pasir.  Bagian sulur panjat sebagai tapak yang panjangnya ± 3 – 5 cm, seluruhnya ditanam terbenam ke dalam pasir sampai bagian mata tidur.

Jarak tanam setek cabang buah di pendederan yaitu 10 – 15 cm antar baris dan 6 – 8 cm di dalam barisan.

Untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang optimal di pendederan maka setiap hari setek disiram air dan untukmenjamin kelembaban udara yang tinggi dalam sungkup perlu disemprot air menggunakan sprayer.  Hal ini dilakukan ± 6 – 8 minggu sampai keluar akar, apabila 10 – 12 minggu belum keluar tunas sebaiknya setek tidak digunakan

Pembibitan : dapat dilakukan langsung pada media tanah atau dalam polybag.  Akan tetapi cara yang praktis, efisien dan efektif adalah pembibitan langsung dalam polybag.  Syarat terpenting dari media adalah tidak cepat memadat, aerasi baik, media cukup mantap agar keadaan setek lada tidak banyak bergerak

PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN LADA PERDU

Persiapan lahan

4.1.1. Pembukaan lahan

Persiapan lahan untuk lada perdu secara monokultur.Lahan harus dibersihkan dari pepohonan, belukar, rumput dan alang-alang.Cara kimiawi dapat digunakan apabila diperlukan dan sebaiknya penyemprotan herbisida dilakukan pada musim kemarau

4.1.2. Pengolahan tanah, pengajiran dan jarak tanam

* Lahan dicangkul dengan kedalaman ± 20 cm

* Jarak tanam 1 m dalam barisan dan 1,5 – 2 m antar barisan

* Ukuran lubang tanam dengan panjang 40 cm, lebar 40 cm dan tinggi lubang 40 – 60 cm

* Lubang tanam dibiarkan 2 – 3 minggu dan lubang tanam ditutup dengan campuran tanah atasdan pupuk kandang sebanyak 5 – 10 kg/lubang

4.1.3. Penanaman

* Lada perdu dapat ditanam setelah hujan cukup

* Setelah bibit ditanam tanah di sekitarnya ditekan dan bibit diberi naungan untuk melindung dari keadaan yang tidak mnguntungkan.Bahan naungan yang dapat digunakan yaitu alang-alang, paku andan

* Areal sekitar kebun hendaknya dilengkapi dengan saluran pembuangan air

PEMELIHARAAN DAN PANEN
Pemeliharaan

  • Menyiang dan menggemburkan tanah, penyiangan dilakukan dengan tujuan membasmi gulma sehingga tidak ad persaiangan hara dan harus dilakukan terus menerus tergantung pada iklim dan pertumbuhan gulma. Konsep penyiangan adalah siang terbatas agar mencegah erosi permukaan tanah dan pengendalian penyakit. Bersamaan dengan tindakan penyiangan, tanah sekitar perakaran digemburkan dengan maksud adanya perbaikan aerasi/penyediaan 02 yang penting bagi pernapasan akar
  • Penggunaan mulsa, tujuan penggunaan mulsa sebagai tambahan organik, menekan pertumbuhan gulma, memperbaiki struktur tanah serta menekan fluktuasi derajat lembab dan suhu tanah. Mulsa dihamparkan setebal ± 10 cm di sekitar tanaman sejauh 10 – 20 cm ari pokok batang, dengan bahan seperti jerami, semak belukar atau alang-alang. Pemasangan dapat dilakukan 1 atau 2 kali pada awal dan pertengahan musim kemarau.
  • Pemupukan, pemberian pupuk 5 – 10 dan mulsa dilakukan setiap awal musim kemarau. Pupuk anorganik NPKMg : 12 – 12 – 17 – 2  dapat diramu yaitu Urea, TSP, KCl dan Kiserite  yang diberikan awal musim hujan.  Pemupukan ke 2, 3 dan empat dilakukan selang 40 hari selama musim hujan.
  • Pencegahan dan Pemberantasan hama penyakit, hama yang paling banyak merugikan adalah Penggerek batang (Lophobaris spp.), Pengisap bunga (Diconocoris hewetti) dan Penghisap buah (Dasynus piperis). Pengendalian secara mekanis yaitu secara rutin mengontrol kebun dan membuang/memangkas bagian-bagian tanaman yang terinfeksi hama. Penggunaan insektisida adalah sebagai jalan terakhir. Pada lada 3 penyakit berbahaya yang sering menyerang adalah penyakit kerdil, penyakit kuning dan penyakit busuk pangkal batang

Panen

Bunga yang terbentuk selama ± 12 bulan pertama sebaiknya dibuang.  Pada tahun ke 2 bunga dan buah dibiarkan karena tanaman sudah cukup rimbun.
Mulai keluarnya bunga sampai buah masak dan berwarna merah tua dibutuhkan waktu ± 9 bulan

 Panen dilakukan beberapa kali selama musim kemarau.  Pengolahan pasca panen dapat dijadikan lada hitam seperti di Lampung ataupun lada putih seperti di Bangka.


Sumber:  Set. BKP3K Prov. Kep. Bangka Belitung 
Sumber gambar : Balitri